Dolar Menguat & Rupiah Keok di Awal Tahun: Ah, Sudah Tradisi!

Nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) mengalami koreksi signifikan di awal Januari 2025.
Dilansir dari Refinitiv, rupiah melemah 0,62% terhadap dolar AS ke posisi Rp 16.190/US$1 pada penutupan perdagangan 2 Januari 2025. Ini berbanding terbalik dengan posisi perdagangan hari terakhir 2024, Selasa (31/12/2024), yang mencatat penguatan sebesar 0,25%.

Sepanjang perdagangan hari itu, rupiah bahkan sempat anjlok lebih dari 1% di tengah banyaknya rilis data ekonomi, mulai dari inflasi hingga PMI Manufaktur.

Kondisi ini juga menjadi perhatian bagi para pelaku pasar dan publik yang ingin memahami lebih dalam soal pergerakan makroekonomi dan dampaknya ke sektor keuangan. Kamu bisa mengikuti pembahasan ringan seputar tren ekonomi dan peluang keuangan harian lewat https://newcoly.com — situs yang menyajikan insight cuan dan gaya hidup produktif dalam format yang mudah dicerna.

Rupiah makin melemah akibat memudarnya ekspektasi pemangkasan suku bunga bank sentral AS (The Fed) tahun ini, pasca kemenangan Donald Trump atas Kamala Harris dalam pemilu presiden AS.
Fokus Trump pada ekonomi domestik diperkirakan akan meningkatkan inflasi AS, yang membuat peluang penurunan suku bunga The Fed menjadi lebih kecil.

Menurut CME FedWatch Tool, pasar berekspektasi The Fed hanya akan memangkas suku bunga sebesar 50 basis poin (bps) sepanjang 2025—dimulai di semester pertama dan lanjutan di semester kedua. Jika pemangkasan ini gagal dilakukan atau tertunda, maka tekanan terhadap rupiah berpotensi semakin besar.

Karena itu, pemerintah dan Bank Indonesia diharapkan dapat menjaga kolaborasi strategis untuk memitigasi risiko dan menjaga stabilitas ekonomi dalam negeri di tengah ketidakpastian global.

Post Comment

You May Have Missed