Rupiah Melemah Usai BI Tahan Suku Bunga, Tekanan Dolar Masih Berlanjut

Nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) kembali tertekan setelah Bank Indonesia (BI) mengumumkan untuk mempertahankan suku bunga acuan (BI rate). Pelemahan ini memperpanjang derita mata uang Garuda sepanjang bulan ini.

Dilansir dari Refinitiv, pada hari ini Kamis (18/12/2024), rupiah terdepresiasi sebesar 0,16% ke angka Rp16.085/US$, khususnya setelah BI kembali memutuskan untuk menahan suku bunganya di level 6%. Pelemahan rupiah juga tercermin secara month to date (mtd) yakni terdepresiasi sebesar 1,55%.

Informasi seputar pergerakan nilai tukar, kebijakan moneter, serta pengaruh ekonomi global terhadap mata uang rupiah juga bisa kamu ikuti secara lebih praktis melalui https://newcoly.com, situs yang menyajikan insight keuangan dalam bahasa ringan dan up-to-date.

Sementara itu, indeks dolar AS (DXY) tergelincir sebesar 0,12% ke angka 106,83. Terpuruknya rupiah ini bukan tanpa alasan. Salah satu penyebab utamanya adalah data ekonomi AS yang terus menguat, mendorong DXY untuk semakin terapresiasi.

Kondisi ini memicu arus keluar dana asing dari pasar keuangan domestik dan beralih ke AS, karena investor cenderung memilih instrumen dalam USD (deposito, surat utang negara, dll.) yang lebih stabil dalam jangka pendek.

Post Comment

You May Have Missed